Minggu, April 22, 2012

Paranoid-nya Rembulan

Paranoid..secara berkesinambungan merayuku malam itu, dimana seberkas sorot kebahagiaan surut, pucat pasi menyambut kedatangannya..
akhirnya…

Paranoid..
Bagiku terlalu naif sorot rembulan tak ditemani satu bintang mengelilinginya membagi sinar ke seluruh penjuru langit,

Paranoid.. akankah mengejar sang rembulan di malam ini?
rembulan tak ditemani satu bintang yg selalu berada di sisinya
bintang tak akan lama meninggalkan sang rembulan hanya untuk mengitari jalan sempit di taman langit yang angkuh tanpa sorotan indah rembulan

bintang tak akan mampu bertahan dalam kegelapan langit kelam
bintang berjanji pada sang rembulan, bersama-sama mengitari gelapnya langit dengan sorotan rembulan, janji yang seperti apa — rembulan berfikir..

langit selalu menggelapkan jalannya rembulan serta satu bintang. rembulan takut sinarnya tak akan cukup mampu menerangi pekatnya langit tanpa adanya bintang..

satu bintang hanya berjanji dan terus berjanji pada sang rembulan sedangkan kapan kedatangannya saja belum pasti, bintang mengitari langit lain — langitnya sendiri– –sang rembulan memancarkan sinar redup di jalan yang seharusnya mereka lewati malam ini, jalan bagi satu bintang dan sang rembulan–

rembulan paranoid,
bintang tak kunjung kembali..

mereka sedang terpisah..

rembulan meredup,
paranoid.


[April, 2012 : Dorm., Yogyakarta]

Cerita? Perbedaan?

terkadang cerita ini melelahkan, hingga aku harus menepi meneguk air sejenak. dan aku hampir terlelah, ingin merebahkan diri di persimpangan jalan, ketika aku tau itu tak akan menuntaskan rasa lelah ini. kemudian aku kembali berjalan, berjalan, dan berjalan agar cepat usai jalannya cerita ini tanpa harus aku merasakan lelah yg berulang-ulang mendera sebagian badanku.

terhuyung-huyung aku mencoba menegakkan badanku, menjumputi satu demi satu kertas cerita kita yang beterbangan dibawa angin melanglang buana tak tentu arah menuntun. ini cerita, tentang perjalanan dan perbedaan yang selalu singgah  tiada henti sedangkan rasa yang kupunya terlalu besar untuk merebahkan diri — ataupun berlari sebentar meninggalkan cerita yang belum terselesaikan. kita tak semestinya seperti ini, diterbangkan.. diangin-anginkan oleh perjalanan dan perbedaan. ini perjalanan kita, perbedaan yang kita miliki untuk menyelesaikan cerita yang masih kosong di lembar berikutnya. kita yang akan memegang tinta, menuliskan betapa indah warna cerita kita dalam setiap rangkaian kata. ya, terkadang aku lelah, tapi memang rasa yang kupunya jauh lebih melelahkan untuk diumbar dibandingkan dengan rasa lelah yang sekarang menghampiriku.

ini adalah bagian dari cerita yang melelahkan, kau tau.. aku tidak akan sepertimu.. begitu pula sebaliknya, kamu tidak akan sepertiku. kita memang memiliki perbedaan itu, tapi tidak dalam perjalanan kita. kita di perjalanan yang sama, dengan tinta dan cerita yang sama.. kau tau? kita dalam satu perjalanan melawan perbedaan yang selalu tumbuh di tengah-tengah antara kau dan aku..





  [April, 2012 : Dorm., Yogyakarta]

jangan tatap seperti itu

ada wajah di permukaan daun kering
terserabut goresan wajah yang sama di akar
dan merambat hingga ke jantung pohon

aku seperti diikuti sepasang indera
seolah-olah menikamku layaknya mangsa,
kamu dingin..disaat yang sama
dan kamu terbangun dari sisa sadar disaat yang berbeda

lihatlah lagi wajah di permukaan daun kering itu!
wajah yang sama
terkadang lelah tapi bukan mengalah

kuangkat sedikit mataku memicing
lontaran tajam penuh tanda tanya
…..
jangan tatap aku seperti itu

dan kamu
berpaling.. menyunggingkan simpul manismu


[April, 2012 : Dorm., Yogyakarta]

Rabu, Maret 28, 2012

Di Batas

Ya, dan seperti ini berulang-ulang..
Aku tak harus bertengkar dengan Senin,
tak ada yang pasti dari kelenaan sebuah ucapan..

Terhanyut,
namun tak ada arus
Aku hanya mengharap bulan ini berlalu terlalu sempurna untukku,
menjadi seorang penikmat
akan hidup
sekedar
di batas waktu luangmu.




[March, 2012 : Yogyakarta]


Kamis, Maret 08, 2012

Cerita Kita

Melangkah sendiri, menapakkan kaki di jejaring pemuda-pemudi berintelektual, membentuk pola pikir baru di lingkaran mereka, menemukan sebuah pengalaman akan perjalanan yang akan dilewati. Terasa berat melangkah karena rasa ketergantungan yang selalu mengikuti di belakangku sekarana menghilang satu-persatu kembali pada pijakannya. Dan aku, berdiri sendiri, bimbang antara melangkah maju atau harus menoleh kebelakang. Bersama nol aku menentukan tujuan, melangkah maju.. Kunikmati, kutambah berbagai pelajaran yang bisa ku telaah setelah semuanya selesai. Hanya terus bersugesti bahwa semuanya akan baik-baik saja, semua akan terlewati dengan indah dengan hal baru.. Memang kita tak selamanya akan terus bersama, kita akan menentukan dan menemukan jalan hidup masing-masing untuk melanjutkan sisa-sisa pengharapan akan hidup yang telah terbentang di depan sana.

Tapi kebersamaan kita dulu adalah saksi bisu dimana gelak tawa, cucuran air mata mencurahkan bahasanya tersendiri, kita pernah ada disini.. kita pernah bersama di tempat ini.. kita pernah menghabiskan waktu bermain-main..selama itu kita sudah merajut kebersamaan yang telah mengakar dalam setiap genggaman jemari ini. Dan semua ini menunjukkan bahwa aku, kau, dan mereka akan tetap disini tanpa digilas oleh waktu, karena semua ini telah terpatri di setiap tempat yang pernah kita sambangi.. 

Minggu, Februari 26, 2012

Sebuah Rasa

Ketika kubawa perasaan ini sendiri bersama angin malam,
aku mulai merasakan benar-benar mampu menaklukan hatiku,
rasa ini mengikatku semakin erat hingga aku tak mampu melepasnya,
rasa ini begitu lembut menyelimuti tidurku di malam-malam ketika ku tengah merindukanmu..

Rasa ini yang mengajarkanku untuk tetap bersabar walau pahit menggerogoti ulu hati,
rasa ini yang membuatku selalu mendekat ketika rindu kian menerjang,
rasa ini yang mengajarkanku bagaimana untuk selalu menjaga perahu kita agar tak terdampar
atau karam tanpa melihat dermaga..

Rasa ini yang selalu setia menemaniku dalam akhir penantianku..

Sebuah rasa yang tak lekang oleh waktu..

Rasa yang menggetarkan..

Rasa ini hanya kita yang tau, hanya kita yang punya..

KAU dan AKU.

" Feb, 2012 (dorm.)"

Kamis, Februari 16, 2012

--


Menerawang jauh membelakangi bayanganku sendiri,
terhampar luas wajah-wajah yang terluka..terluka karena setitik empedu dalam kebersamaan.


Terhanyut dalam gelombang pasang yang belum bisa menyurutkan derasnya sakitku,
bercampur rintihan rasa pedih memangsa sebagian jiwaku.


Aku berlayar,
mendapati segala ancaman, godaan, serta kebahagiaan,
dan berlayar bersamamu inginkan berlabuh di balik laut ini bersama perahu kita..

Rabu, Februari 15, 2012

Badai

mempertahankan keseimbangan perahu kita dalam berlayar,
terkadang kau mencoba mengimbangi dan aku sudah jengah karena sakit,
dan mungkin begitu pula sebaliknya.

ketika aku mampu merasa,
zona nyaman ini diusik dengan ataupun oleh seseorang,
sungguh ini sangat menyakitkan,
sangat muak!
jangan lagi, kuharap...kau mampu mengerti.





secuil kata-kata..

ketika langkah mulai lunglai dari kekuatan, sadarilah betapa berharga saat-saat dimana surutnya langkah tersebut akan menjadi motivasi bagi kita dikala sedang terjatuh, ketika kita hanya berjalan tanpa merasakan lunglai di setiap tapakan kaki kita maka kita pun tak akan pernah menyadari betapa berproses itu menyenangkan kawan. bervariasi dalam setiap gerakan memungkinkan kita beralih rasa dari tersungkur, terjatuh, tertatih dan kemudian bangkit perlahan serta mulai menapaki jalanan kembali seperti biasa, melanjutkan perjalanan yang masih panjang di depan mata.  itulah sekelumit proses, dimana yang kita inginkan hanyalah hidup dengan hal-hal yg besar, yang langsung tiba-tiba. ternyata tanpa kita sadari hidup untuk memiliki sesuatu yang besar itu berawal dari sesuatu yang kecil kawan.. jangan menganggap remeh suatu hal kecil sekalipun di hadapan kita karena dari hal kecil itulah suatu saat kita akan tersungkur menemukan sesuatu yang besar yang begitu kita inginkan.. :D semoga bermanfaat!

Selasa, Desember 20, 2011

5th assignment of entrepreneurship (PROPOSAL KEHIDUPAN)

Proposal kehidupan terencana saya sekiranya akan seperti ini :
  • 22-23th : lulus dari Universitas dengan masih memegang akses mengajar, ambil program akta4, sambil buka rental novel (buku), bisnis assesoris dan pulsa hingga saya sudah bekerja sebagai seorang guru atau pegawai kabupaten dan mendapatkan gaji tetap (sudah benar-benar lepas dari orangtua, gantian setiap bulannya saya yg menggaji orangtua saya, menyenangkan mereka, dan memanjakan mereka serta adik walau baru tahap permulaan bekerja, tetap membagi hasil jerih payah saya pada orangtua dan adik serta untuk bersedekah)*
  • 24th : kerja tetap dan berbisnis rental novel (buku), assesoris dan pulsa serta berwirausaha dirumah (membuka minimarket kecil-kecilan), melengkapi kebutuhan sekunder pribadi, menikah dan punya 1 momongan pertama
  • 25th : (ada bayangan lanjut S2, tapi belum menjadi prioritas utama), masih tetap bekerja dan berwirausaha dirumah agar income tidak statis pada gaji per-bulan saja, ingin punya momongan yang ke 2.
  • 26th-30th : bekerja seperti biasa, memperluas area minimarket dirumah supaya hasilnya dapat menjadi tabungan sekolah anak saya kelak, pada umur 26th ini saya mendambakan momongan yg ke3 lagi ^^ serta menghajikan orangtua (kembali pada kemauan orangtua).
  • 31th-35th : membeli tanah lalu dibangun untuk di kost kan atau di kontrakkan.
  • 36th-40th : kerja tetap disambi dengan seperti yang telah dijelaskan diatas, serta fokus pada pendidikan dan kebutuhan anak.
  • 41th-45th : ingin menunaikan ibadah haji bersama suami.
  • 46th-50th : masih bekerja tetap, minimarket, assesoris&pulsa, rental novel (buku), serta kost-kost'an atau kontrakan. ditambah fokus pada persiapan biaya pendidikan anak.
  • 51th---th  : terima gaji pensiun sambil tetap menjalankan bisnis-bisnis saya bersama suami dan menikmati masa-masa terindah dalam hidup ^^
NB : tanda * ingin saya wujudkan per-bulan.